Senin, 16 Januari 2017

Gejala Bipolar

angguan bipolar merupakan salah satu penyakit kejiwaan yang menyebabkan penderita mengalami perubahan suasana hati secara drastis dari mania menjadi depresi, atau sebaliknya. Karena itu, gejala yang muncul pada penderita dengan kondisi ini akan tergantung kepada fase suasana hati mana yang tengah dia alami.

Gejala-gejala pada fase mania

Fase mania ditandai dengan kenaikan suasana hati secara signifikan sehingga menyebabkan penderita gangguan bipolar yang mengalaminya akan merasa sangat gembira dan bersemangat. Mereka merasa sangat berenerjik dan merasa tidak lelah walau kurang tidur dan kurang makan. Selain itu, mereka juga bicara dengan cepat dan merasa punya banyak ide atau rencana-rencana yang rumit.
Mania juga membuat ego penderita menjadi tinggi sehingga tidak jarang mereka menjadi mudah tersinggung dan terusik, merasa dirinya sangat penting, melakukan hal-hal sembrono dengan menghabiskan uang tabungan, atau membuat keputusan besar yang berisiko tinggi atau merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Kadang-kadang pada beberapa kasus bipolar, penderita juga bisa mengalami gejala psikotik berupa delusi dan halusinasi. Saat berhalusinasi, seseorang akan merasa seperti mendengar atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Saat mengalami delusi, seorang penderita gangguan bipolar akan meyakini sesuatu yang pada umumnya tidak masuk akal atau tidak benar secara nalar.

Gejala-gejala pada fase depresi

Kebalikan dari fase mania adalah fase depresi. Fase ini ditandai dengan penurunan suasana hati secara signifikan sehingga penderita bipolar akan merasa sangat sedih, sulit tidur, tidak nafsu makan, kurang percaya diri, merasa bersalah, pesimis, merasa tidak berharga, dan cenderung putus asa. Jika gejala ini makin parah, dikhawatirkan penderita dapat menyakiti dirinya sendiri atau bahkan melakukan bunuh diri.
Fase depresi juga dapat membuat penderita gangguan bipolar menjadi sulit untuk berkonsentrasi dan mengalami penurunan daya ingat sehingga tidak jarang mengalami penurunan prestasi atau produktivitas.
Fase depresi juga dapat membuat hubungan penderita bipolar dengan orang-orang terdekat menjadi rusak akibat menjadi sering marah-marah, kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari dan merasa tidak bisa menikmati segala sesuatu.
Jika dilihat dari perputaran episode suasana hati, ada beberapa penderita gangguan bipolar yang mengalami periode normal di antara fase mania dan fase depresi. Meskipun begitu, ada sebagian penderita yang mengalami perputaran cepat dari fase ke fase tanpa adanya periode normal. Tiap fase dapat berlangsung beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Pada gangguan bipolar, ada juga penderita yang mengalami mania dan depresi secara bersamaan, misalnya ketika penderita merasa sangat berenerjik, namun di saat bersamaan merasa sangat sedih dan putus asa juga. Gejala ini dinamakan dengan periode campuran (mixed state).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar