Kondisi ini merupakan kondisi yang tergolong umum dan biasanya berlangsung selama beberapa detik atau beberapa menit. Namun palpitasi yang terlalu sering, semakin memburuk, dan disertai gejala tertentu seperti sesak dan pusing, patut diwaspadai. Kondisi ini dapat menjadi pertanda adanya gangguan pada jantung.
Jantung bekerja memompa darah dari seluruh tubuh dan mengangkut kembali darah yang telah mengandung oksigen ke seluruh tubuh. Di dalam jantung, darah akan mengalir melewati empat ruangan di dalam jantung, yaitu serambi (atrium) kanan, bilik kanan, serambi kiri, dan bilik kiri.
Sebuah impuls listrik yang dihasilkan oleh suatu area di serambi kanan jantung akan menginisiasi jantung untuk mendorong dan memompa darah untuk terus mengalir ke ruangan lainnya dalam jantung hingga dialirkan kembali ke seluruh tubuh. Gerakan memompa ini akan terus dilakukan jantung hingga tubuh mendapatkan pasokan darah yang cukup. Inilah yang menyebabkan jantung berdetak secara terus-menerus dan beraturan. Detak jantung normal biasanya sekitar 70 ketukan per menit (bpm) dan detak jantung normal orang dewasa berkisar antara 40-100 bpm.
Penyebab Jantung Berdebar
Penyebab dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko mengalami jantung berdebar-debar antara lain:- Serangan kepanikan/kecemasan.
- Latihan fisik yang berat.
- Kafein.
- Nikotin, misalnya yang berasal dari rokok.
- Demam.
- Perubahan hormon yang diasosiasikan dengan kehamilan, menstruasi, atau menopause.
- Mengonsumsi minuman yang mengandung alkohol.
- Obat-obatan tertentu yang mengandung stimulan, misalnya obat pilek dan batuk yang mengandung pseudoephedrine, obat asma (seperti salbutamol dan terbutalin), maupun narkoba (amfetamin, ekstasi, kokain, dan ganja).
- Hipertiroid
- Penderita tekanan darah tinggi (hipertensi) atau gangguan jantung lainnya yang memicu terjadinya fibrilasi atrium (AF), suatu jenis gangguan irama jantung.
- Beberapa kondisi aritmia (gangguan irama jantung). Sebagian kondisi aritmia diasosiasikan dengan penderita serangan jantung atau adanya jaringan parut pada otot jantung akibat serangan jantung yang dialami sebelumnya.
Gejala Jantung Berdebar
Jantung berdebar-debar dapat dirasakan sebagai detak jantung yang kuat dan cepat. Denyutan tersebut juga bisa terasa tidak beraturan. Selain di dada, dapat pula terasa di tenggorokan dan leher. Jantung berdebar-debar juga dapat dirasakan baik Anda berada dalam keadaan istirahat maupun beraktivitas, serta baik dalam keadaan duduk, berbaring, maupun berdiri.
Gejala yang berbeda dapat menyertai kondisi yang berbeda pula. Pusing dan sesak di dada dapat menjadi pertanda adanya kelainan pada jantung. Jantung berdebar yang disebabkan oleh supraventricular tachycardia atau fibrilasi atrium dapat disertai gejala kelelahan, dyspnea, atau angina. Serangan panik dapat disertai mual, berkeringat, dan gemetar. Gejala berupa penurunan berat badan juga mungkin menyertai penderita hipertiroid.
Waspadai palpitasi yang tidak kunjung mereda setelah beberapa menit, maupun yang disertai sakit di area dada, sesak napas, pusing, dan pingsan. Jika Anda merasa kondisi badan menjadi tidak sehat atau pernah mengalami gangguan pada jantung maka sebaiknya segera hubungi atau temui dokter. Membuat catatan yang berisi kecepatan denyut jantung per menit secara harian dapat mempermudah dokter untuk menganalisis dan mencari tahu penyebab palpitasi dan mendapatkan diagnosis.
Diagnosis Jantung Berdebar
Mengetahui perbedaan gejala yang muncul dari penyebab-penyebab yang berbeda pula dapat membantu dokter mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai untuk pasien. Dokter dapat mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan aktivitas atau makanan apa yang dikonsumsi sebelum gejala muncul. Sejarah penyakit jantung dalam keluarga juga mungkin ditanyakan untuk mengetahui apakah jantung berdebar disebabkan oleh adanya gangguan pada jantung. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik termasuk memeriksa nadi, mengukur tekanan darah, mendengarkan suara jantung menggunakan stetoskop dan mencari apakah kelenjar tiroid Anda membesar.
Tes darah bisa dilakukan untuk membantu mengetahui penyebab jantung berdebar. Dari tes darah, dapat diketahui apakah Anda mengalami anemia dan hipertiroid (kelebihan hormon tiroid).
Pada sebagian kasus, pasien dengan jantung berdebar-debar membutuhkan tes tambahan yang umumnya dilakukan dengan perjanjian bersama seorang kardiologis. Walau sebagian besar kasus palpitasi tidak disebabkan oleh gangguan pada jantung, namun tes-tes ini dapat membantu dokter memastikan diagnosis untuk menentukan jenis penanganan yang tepat.
Salah satu pemeriksaan penunjang yang juga biasa dilakukan adalah elektrokardiografi (EKG). EKG ada yang dilakukan selagi Anda melakukan aktivitas sehari-hari (ambulatory ECG monitoring) untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Selain EKG, tes bernama ekokardiogram juga dapat dilakukan untuk memindai jantung menggunakan gelombang ultrasound.
Pengobatan Jantung Berdebar
Pengobatan palpitasi dilihat dari hasil diagnosis yang diperoleh berdasarkan gejala dan penyebabnya sehingga jenis pengobatan yang dilakukan dapat berbeda-beda. Umumnya dokter akan menyuruh Anda untuk menghindari pemicu jantung berdebar. Misalnya menghindari kafein bila Anda mengalami jantung berdebar-debar akibat kafein. Contoh lain adalah merujuk Anda pada ahli psikiatri bilamana jantung berdebar-debar dipicu oleh gangguan cemas.
Pada kasus yang jarang ketika jantung berdebar-debar disebabkan oleh kelainan jantung, Anda biasanya akan dirujuk ke kardiologis.
Palpitasi yang disebabkan oleh fibrilasi atrium biasanya ditangani dengan obat penghambat beta untuk memperlambat denyut jantung atau obat-obatan yang dapat mengembalikan detak jantung menjadi normal. Penanganan lain dapat berupa pemasangan alat pacu jantung, terapi kejut listrik (cardioversion), dan balasi kateter untuk menghancurkan area pada jantung yang menyebabkan denyut jantung menjadi tidak beraturan.
Pencegahan Jantung Berdebar
Palpitasi atau jantung berdebar-debar dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor pemicu, seperti kafein, nikotin, stres, dan obat-obatan tertentu termasuk kokain dan amfetamin (narkoba). Mulailah membiasakan tubuh dan pikiran untuk lebih tenang dengan melatih pernapasan atau melakukan teknik relaksasi, seperti yoga dan meditasi.
Memulai gaya hidup yang sehat dapat menjadi langkah pencegahan yang baik, tidak hanya untuk mengobati palpitasi saja, namun untuk menjaga kesehatan jantung dan tubuh Anda secara umum juga.
sumber:alodokter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar